Pojok Investor

    Permula, ini perbedaan reksadana dan saham yang wajib diketahui


    Reksadana dan saham merupakan dua investasi yang perkembangannya terjadi secara cepat. Makin banyak sarana yang mempermudah dalam melakukan jual beli keduanya

    Dulu sekuritas hanya memberikan pilihan saham sebagai investasinya, namun sekarang hampir semuanya telah memiliki instrumen lain, sebut saja  reksadana maupun obligasi. 

    Hal tersebut belum termasuk start up yang memberikan fitur reksadana di dalamnya. Seperti Bukalapak dan Tokopedia.

    Perkembangan ini perlu diimbangi dengan adanya pemahaman di antara kedua investasi ini. Sebab banyak yang menganggap bahwa keduanya merupakan investasi yang sama.

    berikut merupakan perbedaan antara reksadana dan saham yang wajib diketahui

    Pengertian
    Pada dasarnya, membeli saham berarti membeli kertas/lot yang disebarkan emiten sehingga kita memiliki kepemilikan atas emiten tersebut.

    Berbeda dengan saham, reksadana merupakan tempat kita menaruh dana kita yang didalamnya terdapat berbagai instrumen investasi yang dikelola oleh ahlinya.

    Dalam reksadana kamu dapat menaruh dana kamu dalam beberapa instrumen seperti obligasi, deposito hingga saham.
      
    Tempat Transaksi
    Telah banyak sarana untuk melakukan transaksi reksadana, sebut saja bank maupun sekuritas. Keduanya menawarkan kemudahan untuk investor dalam memilih Manager Investasi yang sesuai.

    Selain itu terdapat sarana baru dalam transaksi, yaitu melalui toko online. Beberapa toko online Indonesia telah dan mulai menghadirkan reksadana sebagai salah satu fiturnya.


    Tidak seperti reksadana yang lebih luas, transaksi saham hanya bisa dilakukan melalui sekuritas yang telah terdaftar OJK.

     Transaksi saham bisa dilakukan secara online maupun offline. Beberapa sekuritas memiliki App yang memungkinkan penggunanya untuk jual beli saham secara online.

    Offline merupakan cara lama yang masih sering digunakan. Dilakukan dengan menghubungi sekuritas untuk memudahkan ketika akan beli maupun jual saham.

    Return Investasi
    Sudah merupakan sesuatu yang umum apabila saham merupakan return investasi "kertas" dengan return tertinggi.

    Namun return yang dimiliki oleh reksadana juga tak kalah tinggi dibanding saham. Reksadana menghasilkan return sebesar 15-20 % per tahunnya. Nilai ini dapat meningkat apabila pasar sedang dalam keadaan baik dan dikelola oleh MI handal.


    Dikelola Oleh
    Secara umum, trading atau investasi saham dilakukan secara individual, walaupun dapat memanfaatkan broker dalam mempermudah transaksi jual belinya. 

    Mereka yang mengenal dunia pasar modal dan memiliki waktu luang, lebih memilih melakukan trading atau investasi di saham secara langsung.

    Dalam reksadana, mulai dari diversifikasi sektor hingga jumlah alokasi dana seluruhnya dilakukan oleh manager investasi, hal ini menyebabkan kamu tidak harus memikirkan dana yang telah kamu simpan.

    Tidak seperti saham yang harus memikirkan pengelolaan dana, dalam reksadana kamu hanya perlu menyetorkan dana secara rutin. 


    Resiko
    Tiap instrumen investasi pasti memiliki resiko, yang membedakan hanyalah tingkat resikonya. Ada investasi beresiko dan kurang beresiko. 

    Saham merupakan investasi beresiko karena pergerakannya sangat dipengaruhi oleh isu internal dan eksternal. 

    Data ekonomi, kebijakan pemerintah maupun laporan keuangan yang keluar tiap triwulannya mempengaruhi naik turunnya harga saham.

    Resiko dalam reksadana dapat diminimalkan dengan memilih MI yang tepat. MI akan melakukan diversifikasi terhadap aset kalian sehingga mampu menekan tingkat resiko.





    Sama-sama Investasi, Kenali Bedanya Saham dan Obligasi



    Kenalan dengan Saham dan Obligasi 

    Banyak yang mengatakan bahwa saham dan obligasi merupakan dua instrumen investasi yang sama.

    Baik saham maupun obligasi sama-sama digunakan oleh mereka yang menanamkan dana untuk jangka panjang dengan return akhir yang berbeda.

    Return yang berbeda tersebut diikuti dengan resiko yang berbeda pula. Tingkat resiko yang bervariasi ini disesuaikan dengan tipe investor masing-masing yang lebih suka menaruh dana pada resiko kecil maupun besar.

    Perkembangan Saham dan Obligasi di Indonesia

    Kedua investasi ini telah menjadi "barang" lama di Indonesia, namun seiring berjalannya waktu terdapat banyak perubahan pada keduanya.

    Perubahan tersebut akan sangat terasa apabila kamu membandingkannya dalam 10-15 tahun terakhir.

    Salah satu perubahan yang terasa kental adalah deposit awal. Untuk membuka rekening saham diwajibkan untuk melakukan deposit minimal 10 jt berbanding terbalik dengan sekarang yang hanya 100 rb.

    Walaupun telah terdapat perbaikan dalam masing-masingnya, namun terdapat perbedaan dasar antara saham dengan obligasi  yang patut diketahui oleh masyarakat awam.

    Perbedaan saham dan obligasi
    Kepemilikan Atas 

    Kertas/lot yang disebarkan dari emiten (perusahaan tbk.) merupakan kepemilikan atas perusahaan tersebut. Sehingga semakin banyak lot yang kamu memiliki, semakin besar kepemilikan kamu atas emiten tersebut.

    Namun, jumlah lot yang bisa kamu miliki terbatas dari seberapa banyak emitern tersebut membagikannya ke umum.

    Pada obligasi, semakin banyak surat yang kamu miliki menandakan semakin banyak utang perusahaan tersebut yang kamu miliki.

    Dikeluarkan Oleh  

    Tidak semua perusahaan dapat mengeluarkan saham dan obligasi. Hanya yang terdafd

    Lot saham hanya bisa dibeli dari perusahaan yang telah "terbuka" ke umum, hal ini bisa dilihat dari beberapa perusahaan yang memiliki nama tbk. di belakangnya.

    Pada Obligasi, surat utang dapat dibeli oleh perusahaan maupun negara yang sebelumnya telah menunjuk agen.  Obligasi dikeluarkan bagi perusahaan atau debitur yang membutuhkan modal dalam bentuk utang.

    Keuntungan  

     Setiap instrumen investasi memiliki return yang berbeda-beda, tak terkecualinpada saham dan obligasi.

    Walaupun terkenal beresiko, saham menghasilkan return jauh lebih besar dibanding obligasi. Jika di rata-rata kan, saham ini menghasilkan return sebesar  17,52 % . Sedangkan obligasi menghasilkan return sebesar 6,91 % per tahunnya.

    Jangka Waktu

    Walaupun sama-sama digunakan untuk menyimpan dana dalam jangka panjang. Saham dan obligasi memiliki perbedaan tenggak waktu.

    Kamu dapat menaruh dana secara rutin dalam saham dan mendapat return per tahunnya, asalkan emiten tersebut masih tetap berdiri.

    Dalam obligasi, jangka waktunya adalah ketika temponya telah berakhir. Tempo waktu ini  berada dalam hitung tahunan, umumnya dalah 1-10 tahun bergantung dari obligasi yang dikeluarkan.

    Tingkat resiko

    Tiap investasi pasti memiliki resiko dibaliknya. Ada yang beresiko tinggi adapula yang beresiko rendah.

    Sudah menjadi rahasia umum di masyarakat bila saham merupakan investasi yang memiliki resiko tinggi. Namun dibalik itu terdapat imbal hasil yang besar juga sesuai dengan perumpamaan "High Risk High Gain".

    Dibandingkan dengan saham, obligasi memiliki resiko lebih rendah. Hal ini karena pembayaran kupon  dijamin langsung oleh Undang-undang yaitu UU No. 24 Tahun 2002/UU No. 19 tahun 2008.

    Contoh 
    Jumlah emiten yang sahamnya bisa dimiliki di BEI adalah sejumlah 712 per Mei 2019. Ini berarti kamu dapat memiliki lot pada 712 emiten tersebut. 

    Salah satu emiten ini yang nama nya sering kamu dengar adalah Bank Rakyat Indonesia tbk., Astra Internasional tbk., dll. 

    Obligasi dapat dikeluarkan oleh perusahaan BUMN dan swasta maupun negara. 

    Obligasi yang umum di Indonesia adalah Obligasi Negara Ritel (ORI) yang dikeluarkan sekali dalam setahun. Sementara dalam BUMN, ada bank seperti BRI, kontruksi seperti Hutama karya, waskita karya, dan sektor lainnya.

    Ingin investasi dalam reksadana? kenali Keuntungan dan Kerugian berikut



    Trend investasi mulai meningkat seiring dengan berkembangnya zaman. Hal ini karena tingkat pemahanan akan perlunya investasi dalam berbagai bentuk mulai terbentuk di era millennial.
     
    Setiap instrument yang tersedia di Indonesia pasti mengalami pertumbuhan jumlah pengguna, baik dari deposito, rekasadana hingga saham. Minat yang tinggi ini dibarengi dengan pesatnya pertumbuhan perusahaan keuangan yang berfungsi untuk memfasilitasi masyarakat yang ingin terjun dalam berbagai instrument investasi. 

    Salah satu bentuk investasi yang digemari adalah reksadana. Instrument ini terbagi menjadi 4 macam berdasarkan penempatan uangnya yaitu reksadana pasar uang, pendapatan tetap, campuran dan saham. Tiap tiap reksadana tersebut mmiliki kelebihan dan kekurangan.

    Kelebihan Investasi dalam Reksadana 

    Return Melebihi Inflasi 
    Return dalam 4 macam reksadana berbeda-beda. Hal ini disesuaikan dengan resiko di dalamnya, jika mengharapkan return yang tinggi namun memiliki resiko yang besar kamu bisa memilih reksadana saham.
    Likuiditas Tinggi 
    Likuiditas ini membuat reksadana banyak digemari masyarakat. Tak heran apabila banyak orang lebih memilih menyimpan uangnya dalam bentuk reksadana yang minim resiko dibanding menaruhnya dalam tabungan. 

    Namun kamu perlu berhati-hati apabila menaruh uang kamu dalam reksadana saham. Tingkat likuiditas akan rendah apabila dana kamu ditaruh dalam emiten-emiten yang memiliki likuiditas rendah.

    Tingkat Resiko
    Tiap reksadana memiliki tingkat resiko yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut disesuaikan dengan tipe investornya, ada yang menyukai resiko tinggi namun ada yang memilih menaruh uangnya di resiko rendah. 

    Reksadana pasar uang merupakan yang memiliki resiko paling rendah karena tidak bengantung pada kondisi pasar, ini berbending terbalik dengan reksadana saham yang bergentung dari nilai IHSG (Index Harga Saham Gabungan). 

    Berdasarkan urutannya reksadana yang memiliki resiko paling rendah hingga tinggi dimulai dari reksadana pasar uang, pendapata tetap, campuran dan saham.
    Tidak harus dalam Jumlah Besar 
    Beberapa investasi ada yang mengharuskan mengeluarkan uang jutaan hingga milyaran. Namun berbahagialah kalian yang hidup di era sekarang, karena banyak juga investasi bisa dilakukan hanya dengan deposit  100.000 salah satunya adalah reksadana. 

    Nominal minimum untuk reksadana berbeda beda tergantung dari jenis reksadana, untuk reksadana campuran dan saham diharuskan menyetorkan minimal 100.000 sedangkan reksadana pasar uang dan pendapatan tetap bisa menyetor hanya dengan 10.000. 

    Dikelola oleh Profesional
    Reksadana merupakan instrumen investasi yang dikelola langsung oleh orang-orang profesional. Perusahaan keuangan yang mengelola dana kita disebut dengan Manager Investasi atau disingkat MI.

    MI akan mengelola dana nasabah dengan melakukan diversifikasi produk untuk mengurangi adanya resiko. Teknik ini dilakukan dengan membagi uang nasabah dalam berbagai macam investasi dengan tingkat resiko yang berbeda beda.

    Kelemahan investasi dalam Reksadana
    Nilai Aktiva Turun
    Nilai aktiva sendiri merupakan nilai unit pada reksadana. Perubahan nilai aktiva merupakan hal yang wajar terjadi mengingat kinerja dari reksadana dapat berubah ubah tergantung dari keadaan. 

    Nilai aktiva dari reksadana bergantung dari pembagian dalam fortofolio. Jika pasar dalam fortofolio sedang turun maka nilai aktivanya juga akan turun

    Bergantung Pada Kondisi Pasar
    Pada pembahasan sebelumnya, penurunan nilai aktiva terjadi akibat adanya "goncangan" pada pasar, terutama pada reksadana saham. Jika kondisi pasar instrumen invetasi tertentu sedang tidak bagus, maka reksadana tersebut akan mengalami penurunan. 

    Kondisi tersebut dapat dilihat pada tahun 2008, dimana terjadi krisis besar dan menyebabkan index IHSG mengalami penurunan yang dalam, kejadian ini tentu membuat kinerja reksadana saham mengalami pemerosotan.


      Mau Trading harian saham? simak tips dan keuntunganya di sini


      Trading harian merupakan kegiatan melakukan penjualan dan pembelian saham dalam waktu yang sangat singkat. Trading jenis ini dapat melakukan pembelian dan penjualan dalam hitungan jam maupun hari bergantung dari keuntungan yang telah diperolehnya. Kegiatan ini umumnya dilakukan oleh mereka yang telah 'akrab' dengan dunia saham dan memiliki banyak waktu, sehingga tak heran banyak dilakukan oleh pensiunan.

      Trading harian ini digemari oleh mereka yang telah melakukan trading dalam dunia saham. Hal ini tak lepas dari tingkat keuntungan yang ditawarkan dalam jangka waktu yang singkat terutama bagi mereka yang memulainya dengan modal besar. Namun selain itu banyak juga keuntungan dalam melakukan trading harian di pasar modal.

      Keuntungan melakukan trading harian
      • Tingkat profit  
      Jenis saham yang sering digunakan untuk trading harian umumnya menghasilkan kenaikan yang tinggi. Jika saham normal memiliki kenaikan maksimal 2-3% dalam sehari, saham kategori harian dapat mengalami kenaikan minimal 5% per harinya. Hal berbeda dapat terjadi apabila kondisi pasar dalam keadaan bagus, kenaikan yang terjadi pada saham tertentu dapat mencapai 10% lebih. 

      Perubahan harga dari saham harian tidak ditentukan dari kinerja perusahaan. saham yang digunakan untuk trading harian umumnya bukanlah yang memiliki laporan keuangan bagus karena bagi trader yang teroenting adalah perubahan harga dari saham bukan nilai dari sahamnya. Perubahan harga saham trading harian ditentukan oleh faktor eksternal atau luar perusahaan. Data ekonomi negara, pernyataan tokoh politik dan hubungan antar negara merupakan salah satu contoh pengaruh eksternal yang menentukan kenaikan ataupun penurunan harga.
      • Waktu penjualan
      Penjualan terhadap saham harian bersifat fleksibel artinya tergantung terhadap target keuntungan yang telah ditetapkan sebelumnya, apabila telah mencapai target harga yang ditentukan maka dilakukan penjualan begitupun pada pembelian. Penjualan dan pembelian trading harian dilakukan dalam jarak waktu yang singkat, namun umumnya orang yang melakukan trading harian akan menjual sahamnya pada hari setelahnya atau lusa ketika keuntungan yang didapat telah mencapai target yang telah ditetapkan. Namun dapat juga menjualnya pada hari yang sama, pembeliannya dapat dilakukan pada waktu pembukaan pasar  (9.00 WIB) dan menjual ketika waktu penutupan pasar (15.50 WIB).
      •  Kegiatan sampingan 
      Beberapa orang melakukan trading harian hanya sebagai kegiatan sampingan, bukan kegiatan utama yang hasilnya dipakai untuk memenuhi kegiatan esoknya. Hal ini karena adanya keterbatasan waktu ataupun memang kebutuhan hariannya bukan bergantung dari hasil trading tersebut. Orang-orang yang melakukan trading harian sebagai kegiatan sekunder umumnya tidak terlalu tergesa-gesa dalam mencari saham untuk dibeli, karena pada dasarnya kebutuhan mereka telah ditunjang dari aspek lain sehingga tidak adanya 'deadline' dalam memilih saham untuk ditradingkan.


      Keuntungan tersebut membuat banyak orang memilih melakukan trading daripada investasi, selain karena jangka waktunya yang singkat, keunutngan yang diperoleh juga sangat besar. Sehingga tak heran apabila jumlah trader di Indonesia lebih banyak ketimbang jumlah investor.

       Namun tidak semua orang cocok untuk melakukan trading. Sebab kemungkinan loss dalam trading lebih besar dibanding investasi, hal ini karena dinamika perubahan yang terjadi di dalamnya. Orang yang baru dalam trading seringkali mengalami kerugian akibat kurangnya informasi dan mengakibatkan uang yang sebelumnya ingin "diternakkan" malah mengalami penurunan.

       Tips dalam memulai trading harian 
      •  Kumpulkan ilmunya 
      Sebelum memulai untuk melakukan trading harian ada baiknya untuk mencari informasi terkait analisanya. Informasi tersebut dapat ditemukan dari berbagai sumber seperti youtube, google hingga mengikuti seminar. Selain itu, banyak juga yang masuk grup yang khusus untuk orang-orang trading harian, untuk masuk ke dalam grup tersebut beberapa harus membayar dan ada yang gratis. Sekarang ini telah banyak terjual buku-buku yang terkait dengan trading yang ditulis oleh trader profesional Indonesia.
      • Mulai dengan jumlah kecil
      Jika kamu baru dalam dunia trading ada baiknya unutk memulainya dengan jumlah kecil. Hal ini karena resiko untuk terjadinya loss sangat besar, sehingga salah satu cara untuk mengantisipasi resiko tersebut adalah dengan memulainya dengan jumlah kecil. Uang etrsebut bisa ditambah apabila kamu mulai merasa yakin dengan kemampuan mu serta kerugian yang terjadi jumlah mulai berkurang. Penambahan uang dapat dilakukan secara bertahap, bisa setiap bulan sesuai dengan kesiapan kamu dalam melakukan trading dengan jumlah yang lebih banyak.
      •  Luangkan waktu
      Gunakan sebagian waktumu untuk menentukan saham apa yang akan dibeli esok harinya dan tentukan juga saham yang akan kamu jual. Sebab kegiatan jual beli dalam trading harian dilakukan dalam jangka waktu yang sempit. Jika telat dalam melakukan aksi, maka perbedaan harga bisa terjadi sangat jauh dan ini bisa merugikan trader. Oleh sebab itu luangkan sedikit waktumu untuk menentukan saham serta harga yang pas, sehingga keesokan harinya dapat kamu pasang dalam antrian offer maupun bid.
      • Jangan panik 
      kejadian yang sering terjadi pada trader harian adalah panik. Hal ini wajar karena perubahan harga yang terjadi sangatlah besar tiap harinya, perubahan ini bisa menyebabkan kenaikan maupun penurunan. Dalam trading pengendalian akan emosi merupakan hal yang penting, sebab ini membuat kamu dapat berpikir jernih walaupun sedang mengalami kerugian yang besar. Hal paling penting adalah kamu harus mempersiapkan mental sebelum melakukan trading harin untuk berjaga-jaga apabila saham yang kamu beli mengalami penurunan.
      • Atur Strategi
      Resiko merupakan sesuatu yang biasa dalam trading. Oleh karena itu diperlukan strategi yang baik unutk mengatasi resiko tersebut. Strategi yang umum digunakan dalam trading adalah cut loss, ini memungkinkan trader untuk menjual rugi saham yang telah dibeli untuk menghindari kerugian yang lebih besar. Cut loss yang biasa ditetapkan adalah 5%, sehingga jika saham kamu mengalami penurunan hingga mencapai 5% nya maka dapat dilakukan penjualan.

      Strategi lain dalam meminimalisir resiko adalah dengan melakukan diversifikasi. Dengan melakukan diversifikasi atau pembagian terhadap uang kamu dapat menurunkan resiko akan uang yang hilang. Pembagian uang dalam trading dapat kamu lakukan dalam saham yang berbeda sektor.



      Sejarah dan Penggunaan Caddlestick dalam analisa Teknikal

      Caddlestick atau yang biasa disebut sebagai Japanese candlestick chart adalah grafik yang biasa digunakan untuk analisa dalam berbagai bidang investasi. Grafik ini menunjukan perubahan harga dalam suatu waktu dengan bentuk yang khas dan mudah untuk diamati yang biasanya bewarna .

      Grafik yang biasa disebut grafik lilin ini bisa digunakan unutk analisa baik dalam jangka waktu yang besar seperti bulanan maupun jangka waktu kecil seperti harian dan per jam, informasi harga yang disediakan oleh caddlestick bergantung dari pemilihan waktu tersebut.

      Caddlestick biasa digunakan untuk analisa teknikal/trading (jangka pendek) karena grafik ini menyediakan informasi penting jangka pendek yang berguna unutk analisa seorang trader. Informasi yang disediakan oleh setiap caddlestick mencangkup harga pembukaan/open price, harga penutupan/close price, harga tertinggi/high price, dan harga terendah/down price. Kumpulan caddlestick yang memiliki tiap-tiap informasi tersebut akan membentuk pola yang menentukan perkembangan suatu harga.

      Sejarah Caddlestick 

      Caddlestick pertama kali digunakan di Jepang oleh pedagang beras bernama Munehisa Homma, dimana dia mampu memperkirakan harga beras mendatang berdasarkan harga sebelumnya. Penggunaan grafik ini kemudian disebarkan secara luas oleh Steve Nisson dalam bukunya yang berjudul Japanese Caddlestick Charting Technique.

      Deskripsi  
      Caddlestick biasanya bewarna hijau ataupun putih yang menandakan adanya kenaikan, sementara akan bewarna merah atau hitam yang berarti penurunan. Warna dari caddlestick ini dapat dilihat dari body pada caddlestick tersebut. Body merupakan bagian tengah caddlestick yang berbentuk persegi panjang, ukuran dari body ini menentukan jumlah pembelian dan penjualan. Body yang berukuran besar dan bewarna hijau menyatakan bahwa telah terjadi pembelian dalam jumlah besar, begitupun sebaliknya. 

      Body caddlestick dihimpit oleh dua garis yang masing-masing terletak di bagian atas dan bawah. Garis atas disebut upper tail yang menunjukan harga tertinggi dalam waktu tersebut, sementara garis bawah disebut lower tail yang menandakan harga terendah. 
       
      Penggunaan




      Caddlestick biasa digunakan dalam kegiatan trading baik untuk analisa jangka pendek saham, forex ataupun trading lainnya. Grafik ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan harga kedepannya dan waktu yang tepat untuk melakukan pembelian atau penjualan. Caddlestick yang bewarna hijau secara berturut-turut menandakan adanya aktifitas beli yang besar sehingga menandakan harga mengalami bullish, ini merupakan isyarat untuk melakukan penjualan, hal yang sama juga berlaku untuk kebalikannya.

      Pola Caddlestick 
      Caddlestick berfungsi untuk memberikan gambaran trend yang akan terjadi, trend tersebut bisa diketahui dari kumpulan caddlestick yang membentuk suatu pola yang dapat dilihat langsung. Pola ini dapat berupa pola kompleks ataupun simple tergantung dari susunannya.

      Candlestick menentukan trend saham ? Ketahui cara membacanya

      Caddlestick dan trading merupakan 2 hal yang tidak bisa dipisahkan. Caddlestick telah lama digunakan oleh trader baik saham maupun forex untuk menentukan harga ke depannya. Hal ini dikarenakan Caddlestick memberikan informasi trading yang cukup untuk mengetahui harga tersebut akan mengalami kenaikan ataupun penurunan dalam jangka waktu tertentu.

      Bentuk dari caddlestick selalu berubah-ubah mengikuti pergerakan pasar. Perubahan ini disebabkan karena adanya kegiatan jual beli antar perorangan sehingga menyebabkan dinamika bentuk Caddlestick tiap menitnya. Perubahan dari Caddlestick dapat diantisipasi apabila trader cara membaca open, close, high, dan down price.

      Open Price
      Merupakan harga yang pertama kali terbentuk pada waktu awal pembukaan pasar (pasar saham Indonesia buka jam 9.00 WIB). Open price menjadi penentu apakah harga akan mengalami penurunan atau kenaikan.

      Open price pada setiap kali pembukaan bursa tidaklah sama dengan close price dari waktu sebelumnya.  Misalnya saham X memiliki close price 4000 pada hari senin, harga 4000 ini bukan berarti open price di hari selanjutnya adalah 4000, dapat lebih tinggi maupun lebih rendah.

      Close Price
      Pada saat penutupan pasar saham maka pada setiap Caddlestick akan terbentuk close price. Ini merupakan harga akhir suatu saham dalam satu hari setela terjadinya banyak transaksi jual beli di dalamnya. 

      Close price dapat berada di atas open price jika harga saham mengalami kenaikan namun juga bisa berada di bawah open price yang menunjukan penurunan harga. Close price sering digunakan sebagai patokan harga dan sering disebut sebagai Last price dan biasa muncul di sebelah kode saham.

      High Price
      Hight price merupakan harga tertinggi yang dicapai dalam satu hari. High price dapat terbentuk apabila terjadi transaksi beli dalam jumlah yang tinggi pada satu hari, hal ini mengakibatkan naiknya harga.

      High price dapat dilihat jika adanya garis lurus di atas body yang disebut upper tail,  ataupun tepat berada di garis atas body. Caddlestick yang tidak memiliki garis lurus untuk high pricenya ini menunjukan bahwa harga tertinggi dari perdagangan hari itu sama dengan close price nya.
        

      Down Price
      Merupakan kebalikan dari high price, down price merupakan harga terrendah dari suatu caddlestick. Down price bisa dilihat dengan adanya garis pada bawah body yang disebut lower tail. Dalam caddlestick dapat tidak ditemukan down price apabila harga pembukaan atau open price sudah merupakan harga terendahnya.