Trend investasi mulai meningkat seiring dengan berkembangnya zaman. Hal ini karena tingkat pemahanan akan perlunya investasi dalam berbagai bentuk mulai terbentuk di era millennial.
Setiap instrument yang tersedia
di Indonesia pasti mengalami pertumbuhan jumlah pengguna, baik dari deposito,
rekasadana hingga saham. Minat yang tinggi ini dibarengi dengan pesatnya
pertumbuhan perusahaan keuangan yang berfungsi untuk memfasilitasi masyarakat
yang ingin terjun dalam berbagai instrument investasi.
Salah satu bentuk investasi yang
digemari adalah reksadana. Instrument ini terbagi menjadi 4 macam berdasarkan
penempatan uangnya yaitu reksadana pasar uang, pendapatan tetap, campuran dan
saham. Tiap tiap reksadana tersebut mmiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan Investasi dalam Reksadana
Return Melebihi Inflasi Likuiditas ini membuat reksadana banyak digemari masyarakat. Tak heran apabila banyak orang lebih memilih menyimpan uangnya dalam bentuk reksadana yang minim resiko dibanding menaruhnya dalam tabungan.
Namun kamu perlu berhati-hati apabila menaruh uang kamu dalam reksadana saham. Tingkat likuiditas akan rendah apabila dana kamu ditaruh dalam emiten-emiten yang memiliki likuiditas rendah.
Tingkat Resiko
Tiap reksadana memiliki tingkat resiko yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut disesuaikan dengan tipe investornya, ada yang menyukai resiko tinggi namun ada yang memilih menaruh uangnya di resiko rendah.
Reksadana pasar uang merupakan yang memiliki resiko paling rendah karena tidak bengantung pada kondisi pasar, ini berbending terbalik dengan reksadana saham yang bergentung dari nilai IHSG (Index Harga Saham Gabungan).
Berdasarkan urutannya reksadana yang memiliki resiko paling rendah hingga tinggi dimulai dari reksadana pasar uang, pendapata tetap, campuran dan saham.
Beberapa investasi ada yang mengharuskan mengeluarkan uang jutaan hingga milyaran. Namun berbahagialah kalian yang hidup di era sekarang, karena banyak juga investasi bisa dilakukan hanya dengan deposit 100.000 salah satunya adalah reksadana.
Nominal minimum untuk reksadana berbeda beda tergantung dari jenis reksadana, untuk reksadana campuran dan saham diharuskan menyetorkan minimal 100.000 sedangkan reksadana pasar uang dan pendapatan tetap bisa menyetor hanya dengan 10.000.
Dikelola oleh Profesional
Reksadana merupakan instrumen investasi yang dikelola langsung oleh orang-orang profesional. Perusahaan keuangan yang mengelola dana kita disebut dengan Manager Investasi atau disingkat MI.
MI akan mengelola dana nasabah dengan melakukan diversifikasi produk untuk mengurangi adanya resiko. Teknik ini dilakukan dengan membagi uang nasabah dalam berbagai macam investasi dengan tingkat resiko yang berbeda beda.
Kelemahan investasi dalam Reksadana
Nilai aktiva sendiri merupakan nilai unit pada reksadana. Perubahan nilai aktiva merupakan hal yang wajar terjadi mengingat kinerja dari reksadana dapat berubah ubah tergantung dari keadaan.
Nilai aktiva dari reksadana bergantung dari pembagian dalam fortofolio. Jika pasar dalam fortofolio sedang turun maka nilai aktivanya juga akan turun
Bergantung Pada Kondisi Pasar
Pada pembahasan sebelumnya, penurunan nilai aktiva terjadi akibat adanya "goncangan" pada pasar, terutama pada reksadana saham. Jika kondisi pasar instrumen invetasi tertentu sedang tidak bagus, maka reksadana tersebut akan mengalami penurunan.
Kondisi tersebut dapat dilihat pada tahun 2008, dimana terjadi krisis besar dan menyebabkan index IHSG mengalami penurunan yang dalam, kejadian ini tentu membuat kinerja reksadana saham mengalami pemerosotan.